Akhirnya, sempet juga gue nomat. Nonton bareng adek gue dan seruangan sama anak yang seumur murid gue. Rame ajah!
Secara umum, OK lah, mirip dengan buku aslinya. Ada beberapa part yang ditambahkan, seperti tentang Willy Wonka dan ayahnya yang dokter gigi. Yang lainnya, bener-bener pabrik coklat khayalan. Dari opening act nya sudah keliatan. Oompa Loompa yang mukanya sama semua. Jhonny Depp, boleh deh jadi Willy Wonka.
Sebenernya film ini penuh dengan pendidikan supaya gak mencontoh 4 anak yang punya kebiasaan buruk. Entahlah, apa kalau lihat film ini anak-anak akan jadi lebih takut sama kebiasaan doyan makan banyak, kunyah-kunyah permen karet, merajuk dan nonton TV. Seinget gue, kalo dulu masih SD diajak nonton film, gak ada cerita film yang nyantol di otak gue, kecuali baju-baju cantiknya atau segala hal yang fantastis deh.
Kalo ditonton sama orang dewasa (yang duduk di sebelah gue ibu-ibu yang bawa bekal makanan banyak baget buat anaknya) mungkin bisa mengingatkan kalau kebiasaan orang tua bisa menurun ke anak. Anak sangat dipengaruhi lingkungannya. Aduh..itu yang jadi mamanya Violet mirip banget tipenya sama salah satu mama murid di kelas gue yang selalu pengen anaknya jadi nomer satu. Those parents are real!
Untung film ini dibuat saat teknologi sudah memungkinkan orang mewujudkan khayalannya tanpa batas. Gue lebih menikmati nonton film ini dibanding Mathilda, yang juga karya Roald Dahl yang dibikin film.
Tuesday, August 30, 2005
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
Bener, kan, Lif, Johnny Depp bisa membawakan karakter di film Willy Wonka sesuai dengan buku asli.
Gue sedang suka banget sama ke-aktorannya Johnny Depp, karena menurut gue, dia serba bisa. Bisa jadi orang yang tersiksa secara emosi, monster yang baik, bajak laut yang tricky dan lucu, detektif yang pengen tau, psikopat. Hehehe, gue sedang ngumpulin film2nya. He's one of great actors, I think.
Post a Comment